Pages

Subscribe:

Jumat, 11 Januari 2013

TIGA LEGENDA YANG TAK PERNAH RAIH BALLON D'OR

PuskasElkjaerHenry

Momen paling dramatis bagi Platini terjadi di final Piala Eropa 1985, di mana ditandai dengan penegasan hat-trick Ballon d'Or. Rivalnya pada saat itu adalah Kenny Dalglish, legenda terpinggirkan lainnya yang dianggap pantas menjadi yang tersohor di jagat sepakbola dunia setelah dominasi timnya, Liverpool, sanggup menguasai Eropa selama delapan tahun dan mendulang tiga titel di ajang terbaik Benua Biru. Pria yang kini membesut the Reds itu mencetak gol tunggal penentu juara Liverpool di final Liga Champions 1978, dan itu merupakan musim terbaiknya bersama klub terlebih karena catatan 31 gol-nya. Ditambah tidak adanya pemain yang menonjol selama bergulirnya Piala Dunia 1978, Dalsglish semestinya pantas dinobatkan menjadi nomor satu dunia. Tapi kenyataan berbicara lain. Tidak ada nama Dalglish dalam daftar nominasi tiga besar Ballon d'Or.

Beralih ke bintang sepakbola modern yang semestinya patut merasakan Ballon d'Or adalah legenda hidup Real Madrid, Raul. Meski ia tak bisa memberikan angin segar bagi timnas Spanyol, rekor 323 gol, enam gelar La Liga, dan tiga di ajang Eropa, dan sejumlah momen-momen magic bagi Madrid sepertinya tak salah menempatkan Raul di jajaran pesohor Ballon d'Or. Sayang, hal itu tak pernah terjadi sama sekali. Selanjutnya Pada 2001, kita semua tak lupa bagaimana Raul berhasil membawa Madrid memenangkan La Liga dengan catatan rekor gol menakjubkan yang belum pernah ia capai sebelumnya. Tak salah rasanya bila Raul pantas berada di atas Michael Owen untuk mengkudeta Ballon d'Or pada tahun tersebut.

Bagaimana dengan sepak terjang Wesley Sneijder sepanjang 2010? Treble gelar bersama Inter, final Piala Dunia 2010 bersama Belanda, belum cukup pantaskah sang playmakermendapatkan Golden BallSamuel Eto'o yang mencatatkan diri sebagai pemain yang merasakan dua kali final Liga Champions beruntun dan andil besarnya dalam treble winnersInter? 

Pantas saja bila Messi setelah disahkan menjadi pemain terbaik dunia untuk ketiga kali berutut-turut kemudian mendedikasikan dan "membagi" gelar pribadinya itu untuk Xavi.  

0 komentar:

Posting Komentar